Selasa, 09 Agustus 2011

RAHASIA ILMU DALAM SIFAT BAB II ILMU LADUNI



2.        RUKUK

Ruku’ adalah perbuatan didalam sholat setelah rukun membaca suratul fatihah. Pujinya adalah “Maha Suci Allah Yang Maha Agung”. Adapun secara Hakikat, Ruku’ itu merupakan telinga daripada sholat,  secara syari’at bahwa hamba memuji dan Tuhan mendengar Pujian hamba. Maka kajilah bacaan-bacaannya niscaya akan lebih mudah memahaminya.
          
           Rukuk artinya tunduk. Menurut tafsir departemen agama bahwa rukuk itu adalah tunduk kepada perintah Allah, adapun perintah ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ yaitu sholat berjamaah. Perhatikan ayat Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 43, yang  berbunyi “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’”.Lihat pula ayat lain diantaranya surat 2/115,surat 3/43,surat 9/112,surat 22/26,surat48/29,surat77/48,  yang dengan demikian dapat memperjelas makna ruku’ yang sebenarnya. Didalam sholat ruku’ yaitu merupakan gerakan dalam solat dengan posisi membungkuk, tangan diletakkan diatas kedua lutut, sehingga posisi pantat dan kepala sejajar. Sesungguhnya itu merupakan isyarat bahwa kitra mesti bekerja keras didalam dunia dengan hati selalu mengingat Allah swt dan tidak berpecah belah. Seperti dalam surat 48 ayat 29, kekuatan islam adalah kepada kecintaannya terhadap sesama, dan itu modal utama kemenangan umat islam. Kesempurnaan sholat yaitu terutama kepada ruku’ yaitu pada hasilnya, yaitu seseorang itu mencintai sesama dan tidak ada yang dapat disombongkan karena kepala dan pantat sama tingginya, sedangkan penglihatan hanya kepada kematian dengan isyarat mata menghadap kebumi tempat kita akan dikubur, sehingga puji-pujiannya hanya kepada Allah yang maha agung tempat bergantung segala yang agung, dan yakin Allah itu maha mendengar siapa saja yang memujinya. Kesimpulannya bahwa kita diperintahkan untuk menyembah kepada Allah saja Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang sebagaimana hakekat membaca suratulfatihah, jalannya adalah dengan berzakat yaitu menjauhkan diri dari sifat kecintaan terhadap dunia dengan mengasihi sesama, mensucikan diri dengan memberikan hak-hak orang lain serta menjauhkan diri dari memakan dan meminum barang yang haram (Hakekat Allah maha suci), dan tidak berpecah belah.


6.         BERDIRI DARI RUKU’DAN I’TIDAL

Rahasianya adalah meluaskan pandangan kita nanti didalam kubur. Saudaraku, setelah kita mengalami fase kematian, yaitu batas paling akhir dari kehidupan kita didunia, yang juga merupakan putusnya segala aktivitas keduniaan termasuk amal perbuatan. Kecuali tiga perkara yaitu sedekah kebaikan yang ikhlas yang masih mengandung manfaat bagi manusia yang masih hidup, maupun kepada mahluk lain atau terhadap alam ini baik berupa harta, ilmu, atau nasehat atau keberhasilan dalam memelihara amanah Allah seperti anak dan sebagainya. Seblebihnya adalah berkah dari Allah SWT. Kemudian setelah kita mati, kita akan dibangkitkan. Inilah yang dinamakan bangun dari ruku, pujinya adalah “Tuhanku, kepada-Mu aku bersyukur, dari terhamparnya langit dan luasnya bumi, dan dari segala apa yang aku pinta,dari segala sesuatu setelahnya”. Melihat do’a dan pujian serta ungkapan rasa syukur yang diajarkan Nabi ini, sudah jelas bahwa selama hidup kita didunia, Allah telah berikan nikmatnya kepada kita melalui lagit dan melalui bumi tanpa harus kita pinta, kemudian Allah berikan juga sebagian dari yang kita pinta. Kemudian setelah mati, Allah masih lagi memberikan nikmatnya berupa hadiah rasa syukur kita ibarat tandan pisang yang tak berhenti berbuah, yaitu amal yang berkepanjangan, sehingga kita dibangkitkan dipadang mahsyar. Yitu menghadap kepada yang menguasai hari pembalasan. Agar difahami, bahwa keadaan ini yang ditakutkan oleh orang-orang yang sudah mengerti sehingga mereka menambah sunnahnya dengan kunut yang pada hakekatnya bahwa, kehidupan didunia ini tidak lain adalah peperangan yaitu melawan hawa nafsu, dipadang mahsyar itu kita menerima hasilnya baik berupa kemenangan atau kekalahan. Semoga Allah menempatkan kita dalam barisan orang-orang yang beruntung. Penjelasan lebih lanjut akan saya uraikan pada bab berikutnya.

7.         SUJUD

Secara zahiriah, sujud adalah bentuk dari penghambaan diri yang paling sempurna, secara bahasa saja bahwa sujud yaitu ungkapan dari perasaan ta’at, tunduk patuh dan pasrah. Dan dalam hakekatnya bahwa sujud itu mengandung makna kedekatan kita kepada fitrah yang sebenarnya yaitu dekatnya kita kepada asal mula penciptaan kita, dimana ketujuh titik sholat berada pada garis yang sama dan menempel pada bumi tempat kita berpijak. Sesungguhnya bumi itu adalah ibu kita, dan langit adalah bapak kita (peristilahan). Tanah adalah sarang dan langit adalah pandangan. Rahim ibu itu adalah sarang air mani, rahim itu tempat segala sumber makanan begitulah juga bumi. Langit adalah segala tempat pandangan yang tiada batas dan penaklukkan. Dan dilangitlah tempat berkumpulnya segala roh. Jadi makna sujud adalah kedekatan kita kepada Allah sehingga disegerakan kita dalam hisab yang diistilahkan bahwa sujud itu segera berjalan dititian sirotol mustaqim.

            Hakekat salam kanan adalah gambaran diri manusia, bahwa sesungguhnya manusia itu tidak ubahnya nabi Muhammad saw, dijadikan Allah SWT sebagai Khalifah dimuka bumi yang berkewajiban yang sama, dengan kudrat yang sama pula. Yaitu lahir dan mati, berdosa dan beribadah, lapar dan haus, sama mempunyai nafsu. Dan sebagainya. Inilah hakikat jasad nabi kita muhammad, dan ini juga hakikat penciptaan manusia dalam bentuk yang sempurna. Yaitu sejak penciptaan kali pertama berbentuk nama, dan berbentuk cahaya yang tertulis di tiang arsy yaitu nur Muhammad, dan zahir kedunia dalam bentuk nyata. Dan perhatikan pula tentang kelahiran kita dan lihat pula Al-Qur’an surat At-Thariq ayat ;  5 – 12 ), agar  memperjelas pemahaman.           
perhatikan pula Al-Qur’an surat Al-Mu’minuun ayat  12  - 22).
            Saudaraku, sesungguhnya sirotol mustaqim itu adalah dunia ini, dunia yang fana ini, maka berjalanlah dimuka bumi ini dengan merendahkan diri dan tunduk patuh kepada Allah semata, inilah jalan yang lurus, janganlah durhaka dan berbuat zalim diatas muka bumi ini, sesungguhnya bumi ini adalah ibu kita, yang suatu saat kita akan berpisah seperti putusnya tali pusat waktu kita dilahirkan. Akan penulis uraikan pada bab selanjutnya.bacalah (Al-Qur’an 16 : 49 ).

8.         DUDUK ANTARA DUA SUJUD

Yaitu duduklah kita dbawah panji-panji nabi nanti dipadang mahsyar. Sesungguhnya Allah SWT telah menjanjikan akan datangnya hari berbangkit. Saudaraku, setelah manusia itu dilahirkan kedunia yang fana ini, lalu dibebankan dengan berbagaimacam perintah dan larangan, maka manusia itu akan dimatikan. Apabila sujud adalah merupakan hakekat ilmu tentang asal mula kejadian, maka duduk iftiras adalah hakekat ilmu tentang kebangkitan. Maka akan tenang dan amanlah bagi orang yang mendirikan sholat sehingga mendapatkan tempat bernaung (barisan terbesar) pada hari dia dibangkitkan. Tempat bernaungnya adalah panji-panji Rasulullah saw.
            Saudaraku, marilah kita melihat bahwa sesungguhnya duduk iftiras berada diantara dua sujud. Sujud yang pertama adalah kembalinya manusia kepada asal mula penciptaannya. Sedangkan sujud yang kedua adalah kembalinya manusia kepada penciptanya, yaitu berjumpa tuhannya dan memberi salam kepada penghuni syurga. Jadi duduk iftiras adalah perantara sebenar-benar perantara yaitu antara dua persaksian antara awal kejadian dan akhir kesudahan. Akan penulis jelaskan lebih terperinci pada bab berikutnya.


9.         DUDUK TASYAHUT (DUDUK TAHYAT)
       
Marilah kita memperhatikan sejarah isra’ dan mi’raz nabi kita Muhammad saw. Dengan demikia maka akan jelaslah hakekat ilmu atau makna sebenar-benarnya tentang rukun duduk tahyat dan membaca tahyat.
         Saudaraku yang tidak henti-hentinya menuntut ilmu dan berjihad mencari keredhoan Allah SWT, Hakikat sebenarnya untuk apa kita menuntut ilmu dan beribadah adalah rahasia ilmu yang tersembunyi didalam rukun kesembilan ini. Yaitu mendapatkan kebesaran dan rahmat Allah dipadang mahsyar. Rukun kesembilan ini mewakili empat rukun lainnya, yaitu membaca do’a tahyat, membaca syahadat, bersalawat, dan salam. Dan perhatikanlah bahwa keempat rukun itu adalah simbol-simbol kalimah tauhid.
Baiklah, perlu rasanya diceritakan tentang peristiwa dilangit pada saat perintah sholat itu diturunkan. Bahwa Rasulullah pada malam kemuliaan telah mi’raz ke sidhratul muntaha. Dan berjumpa dengan tuhan yang menciptakannya (mohon ikuti saja cerita ini dan jauhkan penafsiran yang bukan-bukan, sebab cerita ini adalah ungkapan suatu kejadian, sedangkan hakikat kejadian yang sebenarnya akan dibahas pada bab berikutnya). Dan Rasulullah mengucapkan segala macam ucapan selamat, berkah, kebahagiaan dan kebaikan kepada Allah SWT, dan  Allah bersalawat kepada Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersalawat pula atas dirinya dan ummatnya. Dan peristiwa ini disaksikan oleh jibril as, kemudian malaikat jibril mengucapkan dua kalimah syahadat. Dan kemudian bersalawat pula. Dengan cerita ini maka terlihat ada empat unsur bagian didalam cerita penciptaan alam semesta ini. Yaitu Adanya Tuhan, Adanya manusia, adanya utusan (nabi Muhammad), adanya saksi (malaikat jibri as). Dan barangsiapa yang memahami ilmu dan hakekat peristiwa ini, maka mudahlah ia menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat nungkar dan nangkir sehingga tertutuplah baginya pintu api neraka jahannam. Dan kemudian berbahagialah ia seraya mengucapkan salam kepada penghuni-penghuni surga. Akan dibahas pada bab selanjutnya.

10.       MEMBACA TAHYAT

Selain sebagai isyarat ilmu dalam rangka mengenal peristiwa besar isra’ dan mi’raz Nabi Muhammad saw, Juga sebagai isyarat ketauhidan untuk memudahkan menjawab pertanyaan nungkar dan nangkir didalam kubur.

11.       SALAWAT

Sesungguhnya Allah dan para malaikat bersalawat atas nabi, maka kita diwajibkan bersalawat atasnNya pula (Al-Qur’an surat 33/56), maka dengan ini kita kenal hakekat salawat yang sebenarnya sehingga tertutuplah pintu-pintu jahannam itu. Dan oleh sebab itulah salawat menjadi amalan yang langsung kepada Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad itu adalah utusan yang telah meminta syafaat untuk ummatnya. Dan sesungguhnya permohonan syafaat itu sudahpun di pohonkan dan sudahpun dikabulkan dan sudahpun disaksikan. Yaitu syafaat bagi sekalian hamba-hamba Allah yang sholeh.


12.          SALAM
           
Salam yang  menjadi rukun didalam sholat ini  adalah salam kepada penghuni-penghuni surga, dan mereka penghuni-penghuni surga juga memberi salam. Maka masukilah surga itu dengan memberi salam.  “Dan mereka menyeru kepada penduduk surga ; salaamun’alaikum.(Al-Qur’an Surat 7/46).

13.       TERTIB

 Adalah pertemuan kita Dengan Allah SWT. Hakikatnya adalah bahwa sejak kita mula terlahir kedunia            , mengalami beberapa tahapan. Dan tahapan ini berjalan sesuai urutannya, sebagaimana contoh berikut bahwa setiap manusia awal mulanya bayi, kemudian tumbuh menjadi setengah baya kemudian tua,  dan hal ini tidak boleh dibolak balik. Dan hakikat ini adalah hakikat pewrjumpaan manusia dengan tuhannya.
            Demikianlah keterangan yang dapat dituliskan, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam usaha memeahami makna perintah sholat yang sesaungguhnya. Bermula dari menetapkan e’tikat, maka ilmu menjadi yang lebih utama. Sebab itulah kewajiban sholat menjadi rukun didalam kehidupan kita. E’tikat adalah iman, dan sholat adalah ilmu, puasa adalah latihan pembersihan jiwa, zakat adalah pengamalan dan haji adalah penyatuan yaitu kepada tujuan akhir memenuhi panggilan Allah SWT dan panggilan Allah itu adalah kepada Takwa.

5 komentar:

Unknown mengatakan...

subhanallah.... smoga kita smua mendapat rahmat dan safaat rasulullah
saya sangat berterima kasih kepada nara sumber dan penulis blog ini.
saya tidak tau mencari bab selanjut nya... saya ingin tau peristiwa mi'raj..
wassalam..

ilmu mengenal diri dan alam mengatakan...

saya tidak menampilkan karya ilmiah saya secara lengkap. hal ini untuk mengantisipasi pihak tertentu yang bertujuan mencari keuntungan duniawi, misal mempublikasikannya sementara mereka belum memahami sepenuhnya tentang yang saya tuliskan...seharusnya seorang itu mengalami kejadian dahulu baru bercerita.
Bukankah Allah itu Maha suci. dan untuk mi'raz kepada Allah itu hendaklah kita mengenal langkah langkah mensucikan diri zahir dan bathi.

ilmu mengenal diri dan alam mengatakan...

mi'raz ini bermacam macam bentuknya sebagaimana tingkat kesucian hati seseorang...dan mi'raz seperti yang dialami rasulullah saw itu adalah perkara yang tidak dikehendaki diri sendiri sebelumnya. itu semirip hadiah sebuah amal baik.

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah.
Terima kasih ..atas yang pak ustadz sampaikan,,,
Semoga dapat menjadi renungan,,, dan semoga hamba lebih mendekatkan diri kpd Allah Swt
Insya Allah,,

Unknown mengatakan...

Aku mnyukai setiap kata dan arti makrifatullah